Mengurai Arah Konflik Palestina-Israel dan Gencatan Senjata Israel-Iran: Perspektif Politik Global dan Kemenangan yang Semu
Oleh: Feri Fadli Rizki,
Dosen Ilmu Pemerintahan, STISIP Banten Raya
Konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel kembali menjadi sorotan dunia setelah intensifikasi agresi militer di Gaza, yang kemudian disusul oleh ketegangan berskala regional antara Israel dan Iran. Di tengah panasnya eskalasi, muncul kabar mengenai gencatan senjata antara Israel dan Iran, yang memunculkan beragam reaksi dari para pengamat politik dan militer internasional, serta masyarakat dunia.
Gencatan Senjata: Realitas atau Strategi Politik?
Gencatan senjata antara Israel dan Iran, yang diumumkan secara tidak resmi melalui saluran diplomatik negara ketiga, menandai babak baru dalam dinamika konflik Timur Tengah. Meski tampak sebagai langkah menuju deeskalasi, banyak pihak menilai bahwa gencatan ini hanyalah jeda strategis untuk mengatur ulang kekuatan masing-masing.
Pengamat militer dari Lebanon dan Inggris, misalnya, menyebut gencatan ini lebih sebagai "pengelolaan konflik" daripada penyelesaian. Israel menghadapi tekanan dari dalam negeri dan internasional akibat eskalasi di Gaza, sementara Iran perlu mempertahankan stabilitas domestik di tengah sanksi ekonomi dan tekanan diplomatik.
Kemenangan Siapa? Perspektif Pengamat
Pertanyaan besar yang muncul adalah: siapa yang sebenarnya menang dalam ketegangan Israel-Iran ini?
Pengamat politik dari Washington, Dr. Yasmine Al-Masri, menyatakan bahwa "kemenangan" dalam konteks ini bersifat relatif. “Iran berhasil menunjukkan kapasitas militernya melalui jaringan proksinya di Lebanon dan Yaman. Israel pun menunjukkan ketangguhannya dengan sistem pertahanan udara dan kekuatan respons cepatnya. Tapi di balik semua itu, rakyat sipil tetap menjadi korban terbesar,” ujarnya.
Sementara itu, analis militer dari Tel Aviv, Brigjen (purn) Eli David, menegaskan bahwa meski Israel dapat menahan serangan rudal dan drone Iran, ancaman eksistensial dari poros perlawanan—Iran, Hizbullah, dan Hamas—masih nyata. “Tidak ada kemenangan mutlak. Yang ada hanyalah siklus konflik yang berulang.”
Konflik Palestina: Simbol Perlawanan dan Ketidakadilan
Gencatan senjata Israel-Iran tidak serta-merta menghentikan penderitaan rakyat Palestina di Jalur Gaza. Serangan udara dan blokade masih berlangsung, dan ribuan korban sipil berjatuhan. Dalam konteks ini, Palestina tetap menjadi simbol global tentang ketimpangan kekuatan dan pelanggaran hak asasi manusia.
Masyarakat dunia, khususnya di Asia Tenggara, Eropa, dan Amerika Latin, semakin vokal menyuarakan dukungan terhadap Palestina. Aksi solidaritas, boikot produk pro-Israel, dan resolusi parlemen di beberapa negara memperlihatkan bahwa opini publik global kian condong pada upaya pembebasan Palestina dari penjajahan dan kekerasan.
Sikap Dunia dan Arti Kemenangan yang Sebenarnya
Dalam konteks geopolitik global, sikap masyarakat internasional tampak bergeser. Meski negara-negara Barat tetap mempertahankan posisi diplomatik yang ambigu, gelombang protes publik menuntut pemerintah mereka untuk bersikap lebih tegas terhadap pelanggaran hukum internasional oleh Israel.
Bahkan di negara-negara mayoritas Kristen seperti Irlandia, Norwegia, dan Spanyol, dukungan terhadap kemerdekaan Palestina telah menjadi sikap resmi negara. Ini menunjukkan bahwa dalam konflik ini, kemenangan sejati bukanlah soal siapa yang unggul secara militer, tapi siapa yang mampu mendapatkan simpati dan legitimasi moral dunia.
Refleksi: Apa Peran Indonesia dan Dunia Islam?
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki posisi strategis dalam diplomasi perdamaian. Namun, lebih dari itu, Indonesia perlu menjadi jembatan antara kekuatan besar dunia dan pihak yang terpinggirkan. Dukungan Indonesia terhadap Palestina harus dibarengi dengan diplomasi aktif dan kontribusi dalam mendorong penyelesaian yang adil dan bermartabat.
Dalam logika geopolitik, kemenangan bukan hanya ditentukan oleh rudal dan drone, tapi juga oleh kemampuan membentuk narasi, menggalang solidaritas, dan membangun tatanan dunia yang menjunjung keadilan.
Penutup
Konflik Palestina-Israel dan ketegangan Israel-Iran bukan hanya pertarungan kekuatan militer, melainkan juga pertarungan wacana dan legitimasi. Dalam dunia yang kian terhubung, opini publik global memainkan peran penting dalam menentukan arah sejarah.
Dan jika kemenangan didefinisikan sebagai keberhasilan memperoleh keadilan dan hak hidup yang layak bagi seluruh umat manusia, maka perjuangan Palestina adalah simbol kemenangan kemanusiaan yang terus menyala, sekalipun dalam puing-puing kehancuran.
Tentang Penulis:
Feri Fadli Rizki adalah dosen Ilmu Pemerintahan di STISIP Banten Raya, aktif menulis tentang isu-isu politik global dan demokrasi.
No comments