PANDEGLANG, BANTEN MEDSOS — Desa Sumur Batu, yang terletak sekitar tujuh kilometer ke arah selatan dari pusat Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, merupakan wilayah pedesaan dengan luas sekitar 1.100 hektar. Mayoritas penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian, namun masih menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan infrastruktur.

Hal tersebut disampaikan oleh Abdul Basit, S.Pd., selaku Sekretaris Desa Sumur Batu, dalam keterangannya kepada Banten Medsos. Ia mengungkapkan bahwa komposisi penduduk desa terdiri dari 2.632 jiwa laki-laki dan 2.524 jiwa perempuan, dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1.321. Dalam setahun terakhir, tercatat kelahiran 19 bayi laki-laki dan 13 bayi perempuan.

“Mayoritas warga kami adalah petani dan buruh tani. Sebagian kecil bekerja sebagai pedagang kecil dan nelayan darat. Komoditas utama adalah padi, jagung, dan palawija. Ada juga warga yang mengembangkan peternakan serta kerajinan tangan,” ujar Abdul Basit.

Ia menambahkan bahwa pola konsumsi masyarakat sangat bergantung pada keberhasilan panen. “Jika panen berhasil, daya beli masyarakat meningkat. Namun jika gagal, ekonomi rumah tangga langsung terdampak,” jelasnya.

Koperasi desa menjadi salah satu penopang ekonomi warga. Namun, menurut Basit, koperasi ini masih menghadapi persoalan dalam hal bunga pinjaman dan persyaratan administrasi yang dinilai cukup memberatkan masyarakat. Di sisi lain, pemasaran hasil pertanian juga belum berjalan maksimal.

Dari sisi infrastruktur, Desa Sumur Batu masih tertinggal. “Sebagian jalan desa masih berupa tanah dan berbatu. Distribusi listrik dan air bersih belum menjangkau semua wilayah. Selain itu, minimnya akses pendidikan dan pelatihan keterampilan juga menjadi hambatan pengembangan SDM,” tambahnya.

Kondisi ini menyebabkan banyak pemuda desa memilih merantau ke luar daerah untuk mencari pekerjaan di sektor non-pertanian yang lebih menjanjikan. Basit mengatakan bahwa dibutuhkan pendampingan serius agar potensi lokal bisa lebih berkembang.

Meski demikian, Desa Sumur Batu memiliki sejumlah potensi unggulan yang bisa dikembangkan. “Padi organik dan kelapa menjadi komoditas andalan. Selain itu, potensi wisata alam dan edukasi cukup menjanjikan, ditambah dengan produk UMKM lokal seperti gula aren dan kerajinan tangan,” terang Basit.

Ia berharap ada perhatian lebih dari pemerintah daerah dan pihak terkait untuk mendorong pembangunan infrastruktur, pelatihan keterampilan, serta pemasaran produk lokal agar masyarakat desa tidak terus-menerus tertinggal.

Laporan: Harna Biyanto 

Editor    : Fariz