Mayoritas Warga Gantungkan Hidup dari Pertanian, Sawah di Wanasalam Mulai Banyak yang Kosong
Lebak, Banten Medsos — Pertanian masih menjadi tulang punggung kehidupan warga di Kampung Cikarang, Desa Karang Pamindangan, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten. Namun, di tengah tantangan alam dan ekonomi, lahan-lahan sawah perlahan mulai ditinggalkan, terutama oleh generasi muda.
Amir (40), seorang petani yang telah menggeluti profesi ini selama 20 tahun, menceritakan kondisi riil yang dihadapi para petani di kampungnya. Ia menggarap lahan pertanian milik orang lain dengan sistem sewa musiman. Tanaman yang biasa ditanam ialah padi dan palawija.
"Mayoritas penduduk di sini hidup dari bertani. Tapi hasil panen itu sangat tergantung cuaca. Kalau hujan terus, sawah bisa kebanjiran, panen gagal. Kalau kemarau, air susah, tanam juga sulit," ujar Amir saat ditemui di sawahnya.
Menurut Amir, sistem sewa lahan membuat para petani harus menanggung risiko kerugian yang besar. "Kami cuma numpang garap. Setiap panen harus bayar sewa. Kalau hasilnya bagus, alhamdulillah masih bisa untung. Tapi kalau panen jelek, ya nombok,” ungkapnya.
Persoalan lain yang kerap dihadapi petani ialah keterlambatan distribusi pupuk subsidi. “Pupuk subsidi kadang datangnya telat atau malah habis duluan. Mau nggak mau kita beli pupuk non-subsidi yang harganya jauh lebih mahal,” tambah Amir.
Tak hanya cuaca dan pupuk yang jadi tantangan, Amir juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap makin menurunnya minat anak-anak muda untuk bertani. “Anak-anak muda sekarang lebih milih kerja di kota. Sawah makin banyak yang kosong karena nggak ada yang mau garap,” katanya.
Kondisi ini menggambarkan situasi yang memprihatinkan bagi masa depan pertanian di daerah tersebut. Jika tidak ada perhatian serius dari pemerintah, baik dalam hal subsidi pertanian maupun regenerasi petani, maka kekosongan sawah bisa menjadi gambaran nyata dari meredupnya sektor pertanian di wilayah pedesaan.
Dilaporkan oleh: Linda
Banten Medsos
No comments