Meneladani Semangat Kurban: Jalan Menuju Keadilan Sosial dan Kesejahteraan Bangsa
Oleh: Feri Fadli Rizki
Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan, STISIP Banten Raya
Hari Raya Idul Adha, yang juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, bukan sekadar perayaan ritual keagamaan. Lebih dari itu, Idul Adha adalah simbol pengorbanan, solidaritas sosial, dan kepedulian terhadap sesama. Di tengah kondisi sosial-politik dan ekonomi Indonesia yang sedang diwarnai tantangan besar, nilai-nilai yang terkandung dalam Idul Adha menjadi sangat relevan dan penting untuk kita renungkan serta aktualisasikan.
Kurban sebagai Simbol Solidaritas dan Distribusi Kesejahteraan
Ibadah kurban mengajarkan kepada kita arti pentingnya berbagi. Daging hewan kurban dibagikan kepada mereka yang membutuhkan—sebuah bentuk distribusi kekayaan yang adil dan menyentuh langsung kebutuhan dasar rakyat, yaitu pangan. Dalam konteks negara berkembang seperti Indonesia, di mana kesenjangan sosial dan ekonomi masih menjadi isu serius, semangat kurban seharusnya menjadi inspirasi dalam merumuskan kebijakan publik yang berkeadilan.
Data dari berbagai lembaga menunjukkan bahwa ketimpangan distribusi kekayaan di Indonesia masih tinggi. Sebagian besar kekayaan nasional terkonsentrasi pada segelintir elite, sementara jutaan warga hidup dalam kemiskinan atau rentan terhadap guncangan ekonomi. Inilah tantangan nyata bagi pemerintah dalam membangun sistem ekonomi dan politik yang tidak hanya efisien, tetapi juga adil dan inklusif.
Menjawab Tantangan Ekonomi dan Kualitas Hidup Masyarakat
Kondisi ekonomi global yang belum sepenuhnya stabil, inflasi harga bahan pokok, serta terbatasnya akses terhadap lapangan pekerjaan yang layak menjadi tantangan yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Pemerintah diharapkan tidak hanya hadir melalui simbol dan seremoni, tetapi juga lewat langkah konkret memperbaiki kualitas hidup rakyatnya.
Dalam konteks ini, pelayanan publik yang prima menjadi kunci. Pendidikan, kesehatan, transportasi, dan akses terhadap kebutuhan dasar harus tersedia secara merata dan terjangkau. Pemerintah pusat dan daerah harus memprioritaskan anggaran dan kebijakan yang berorientasi pada rakyat kecil, bukan sekadar melayani kepentingan investor atau elite politik.
Keadilan Sosial dan Kedaulatan Negara
Idul Adha juga mengingatkan kita tentang pentingnya pengorbanan demi cita-cita bersama, termasuk kedaulatan bangsa. Kedaulatan bukan hanya soal pertahanan militer atau posisi geopolitik, tetapi juga tentang kedaulatan ekonomi—yakni kemampuan negara mengelola kekayaannya sendiri untuk kemaslahatan rakyat. Sayangnya, banyak sektor strategis saat ini masih dikuasai oleh kepentingan asing atau oligarki domestik.
Sudah saatnya pemerintah menegaskan keberpihakannya pada rakyat dengan memastikan bahwa kekayaan alam, energi, dan sumber daya negara dikelola secara adil dan berkelanjutan. Dengan begitu, negara tidak hanya berdaulat secara formal, tetapi juga substantif—yakni berdaya dalam melindungi dan menyejahterakan warganya.
Merajut Persatuan dalam Bingkai Kepedulian
Perayaan Idul Adha juga menjadi momen yang sangat penting untuk memperkuat solidaritas sosial. Di tengah polarisasi politik, krisis kepercayaan publik terhadap institusi negara, serta fragmentasi sosial yang makin tampak, semangat kepedulian dan pengorbanan bisa menjadi perekat bangsa.
Pemimpin di semua tingkatan, baik eksekutif, legislatif, hingga tokoh masyarakat dan agama, harus menjadi teladan dalam membangun empati sosial dan merawat kepercayaan rakyat. Momentum Idul Adha bisa dijadikan titik balik untuk menyatukan energi kolektif bangsa, meninggalkan ego sektoral, dan bekerja sama membangun Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.
Penutup
Idul Adha bukan sekadar soal menyembelih hewan kurban, tetapi menyembelih egoisme, ketidakpedulian, dan ketidakadilan. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi bangsa ini, nilai-nilai kurban harus menjadi fondasi dalam membangun sistem pemerintahan yang berpihak pada rakyat, memperbaiki pelayanan publik, memperkecil kesenjangan, serta mewujudkan kedaulatan sejati.
Semoga semangat Idul Adha tahun ini mampu menyalakan kembali harapan rakyat atas hadirnya negara yang adil, makmur, dan berdaulat. Sebab sejatinya, kesejahteraan dan keadilan bukanlah hadiah, melainkan hasil dari perjuangan bersama yang berpijak pada nilai kemanusiaan dan solidaritas.
No comments