Breaking News

Kolaborasi Tangani Stunting, Posyandu Desa Umbul Gencarkan Edukasi dan Intervensi Terpadu

Pandeglang, Banten Medsos – Posyandu di Desa Umbul, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, menggelar kegiatan rutin pada Selasa, 3 Juni 2025, dengan fokus utama pada penanganan stunting melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis data. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan desa dalam menurunkan angka stunting secara signifikan.

Sekretaris Kader Posyandu Desa Umbul, Yayah (35), menjelaskan bahwa penanganan stunting di desanya dilakukan melalui kolaborasi erat antara pemerintah desa, petugas kesehatan, dan masyarakat. Menurutnya, berbagai intervensi telah dilakukan, mulai dari pelatihan kader kesehatan, edukasi tumbuh kembang anak, hingga pengalokasian anggaran desa secara tepat sasaran.

"Kami melakukan pelatihan rutin bagi kader kesehatan agar mereka memahami penanganan stunting secara teknis sesuai standar. Selain itu, peningkatan insentif kader juga menjadi perhatian agar kinerja mereka lebih optimal," ujar Yayah saat ditemui usai kegiatan Posyandu.

Upaya penanganan stunting di Desa Umbul juga mencakup pemetaan partisipatif untuk mengidentifikasi keluarga yang rentan, serta pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin. Data yang dikumpulkan digunakan sebagai dasar perumusan program intervensi yang lebih tepat dan efektif.

Pemerintah desa turut mengalokasikan anggaran untuk intervensi gizi, pembangunan infrastruktur kesehatan seperti Poskesdes, Polindes, Posyandu, serta pengadaan ambulance untuk mempermudah akses layanan kesehatan. "Kami pastikan anggaran desa digunakan secara efisien untuk mendukung program penanganan stunting," tambah Yayah.

Edukasi gizi juga menjadi perhatian, terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan orang tua balita. Konseling gizi rutin diberikan agar asupan anak sesuai kebutuhan. Desa juga mengadakan rembuk stunting sebagai forum untuk membahas masalah dan merumuskan langkah strategis bersama masyarakat dan tokoh lokal.

Program ini juga menyasar aspek non-kesehatan, seperti pembangunan sanitasi, penyediaan air bersih, dan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat. Kelompok ibu dibentuk untuk berbagi pengalaman seputar pengasuhan dan gizi anak.

“Intinya, kami berupaya mengintegrasikan intervensi di bidang gizi, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial. Harapannya, semua ibu hamil, menyusui, dan anak usia 0–23 bulan bisa mendapatkan layanan dan intervensi yang mereka butuhkan,” pungkas Yayah.

Dengan sinergi lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat, Desa Umbul menjadi contoh nyata bagaimana penanganan stunting dapat dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan. (Ujang/Fad)

No comments