Breaking News

Filsafat dan Keterhubungan dengan Realitas: Kritik Terhadap Teori Spekulatif


Oleh: Rio Wijayakusuma

Sarjana Hukum dan Magister Hukum, Universitas Mathla’ul Anwar, Pandeglang, Banten; Advokat dan mantan Direktur LKBH PERMAHI Banten (2020–2021)

Dalam dunia intelektual, filsafat kerap dipandang sebagai ranah pemikiran yang menjauh dari kenyataan. Kritik ini muncul dari anggapan bahwa banyak teori dalam filsafat terlalu spekulatif dan tidak menyentuh kehidupan sehari-hari. Pertanyaannya, benarkah filsafat hanya berisi wacana tanpa manfaat praktis?

Anggapan tersebut memang tidak sepenuhnya keliru. Beberapa aliran filsafat terkesan mengawang dan tidak membumi. Namun, menggeneralisasi seluruh pemikiran filsafat sebagai spekulatif adalah bentuk penyederhanaan yang keliru. Filsafat sejatinya berakar pada pencarian makna terdalam dari realitas, dan peran ini tak tergantikan oleh ilmu lain.

Filsafat menyediakan kerangka berpikir kritis yang dibutuhkan dalam hampir semua bidang, terutama hukum. Dalam dunia hukum, filsafat hukum menjadi fondasi penting untuk memahami nilai keadilan, hak asasi, dan interpretasi perundang-undangan. Tanpa pendekatan filosofis, hukum hanya akan menjadi teks kering tanpa ruh.

Lebih jauh, prinsip-prinsip etika yang dihasilkan dari perenungan filosofis berkontribusi besar dalam pembentukan kebijakan publik dan tata kelola negara. Filsafat membantu membedah persoalan secara mendalam, memberi arah, dan menguji kembali keabsahan norma-norma yang sudah dianggap mapan.

Kritik terhadap teori spekulatif perlu ada sebagai bagian dari pengawasan terhadap perkembangan wacana filsafat. Namun, kritik tersebut harus disertai dengan kesadaran bahwa tanpa filsafat, masyarakat kehilangan kompas moral dan intelektualnya. Filsafat bukan sekadar spekulasi, melainkan fondasi dari cara berpikir kritis yang membangun peradaban.

Filsafat memang tak selalu memberi jawaban pasti, tetapi justru di situlah kekuatannya: mendorong manusia untuk terus bertanya, menggugat, dan memahami. Dalam dunia yang semakin kompleks, filsafat tetap relevan dan diperlukan. Ia adalah jembatan antara idealisme dan realitas, antara logika dan nilai-nilai kemanusiaan.

No comments