Maxim Diminati Warga Pandeglang karena Tarif Murah, Namun Masih Hadapi Sejumlah Kendala
Laporan: Deni Kurniawan
PANDEGLANG, BANTEN MEDSOS — Aplikasi transportasi daring Maxim semakin dikenal dan digunakan masyarakat Kabupaten Pandeglang karena tarifnya yang lebih terjangkau dibandingkan aplikasi pesaing. Namun, di balik keunggulan tersebut, sejumlah pengguna dan pengemudi masih mengeluhkan beberapa kendala teknis dan pelayanan.
Ratna (38), warga Pandeglang, mengaku menggunakan aplikasi Maxim 2–3 kali dalam seminggu. Menurutnya, tarif Maxim lebih murah dibanding aplikasi transportasi online lainnya. Namun demikian, ia mengeluhkan waktu tunggu yang lebih lama karena jumlah pengemudi yang masih terbatas.
“Tarifnya memang lebih hemat, tapi kadang harus menunggu cukup lama. Jumlah drivernya masih sedikit, dan tampilan aplikasinya juga cukup membingungkan bagi pengguna baru,” ujar Ratna kepada Banten Medsos, Minggu (7/7).
Hal senada disampaikan Andi (42), warga lainnya. Ia mengaku terbantu dengan keberadaan Maxim, terutama untuk layanan pengantaran barang. “Harga Maxim sangat bersaing, cocok untuk kebutuhan sehari-hari. Tapi sayangnya fitur pelacakan pengemudi sering tidak akurat, dan kadang pengemudi membatalkan order secara sepihak,” keluhnya.
Namun tidak semua pengguna merasakan pengalaman yang kurang memuaskan. Siti (29), warga Pandeglang lainnya, menyatakan kepuasannya terhadap layanan Maxim. Ia menyebutkan, selain harga yang ramah di kantong, sikap sopan para pengemudi juga menjadi nilai lebih.
“Saya suka pakai Maxim karena murah dan drivernya ramah-ramah. Selama ini belum pernah ada masalah,” kata Siti.
Dari sisi pengemudi, pengalaman pun bervariasi. Joko (35), seorang driver Maxim asal Pandeglang yang telah bergabung selama satu tahun, menyebutkan bahwa sistem komisi Maxim lebih ringan dibanding aplikasi lain karena potongannya kecil. Namun, ia merasa perusahaan kurang memberikan dukungan kepada pengemudi, terutama ketika terjadi konflik dengan pelanggan.
“Harusnya ada pelatihan dan pembinaan rutin dari pihak Maxim. Kadang kami kesulitan jika ada komplain atau kesalahpahaman dengan customer,” ujar Joko.
Sementara itu, Dani (30), pengemudi Maxim lainnya, mengatakan bahwa pendapatannya cenderung stabil meskipun bergantung pada jumlah orderan harian. Ia mengapresiasi tampilan aplikasi yang sederhana, namun menyayangkan masih adanya bug saat menerima pesanan.
“Aplikasinya gampang dipakai, cuma kadang error pas mau ambil order. Saya harap ada fitur chat otomatis, biar lebih gampang komunikasi sama penumpang,” katanya.
Keberadaan Maxim di Pandeglang dinilai menjadi alternatif yang cukup membantu masyarakat dalam hal transportasi dan pengiriman barang. Namun, untuk meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pengguna, perusahaan perlu lebih responsif terhadap masukan dari para pelanggan dan mitra pengemudi.
(Redaksi | Banten Medsos)
No comments