Lebak, Banten Medsos — Cuaca yang tak menentu dan mahalnya harga pupuk menjadi kendala utama para petani di Kampung Baena Huma, Desa Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak. Bu Ati (58), salah satu petani senior di wilayah tersebut mengungkapkan bahwa keberhasilan panen sangat bergantung pada kondisi cuaca dan ketersediaan pupuk, terutama pupuk bersubsidi.

"Kalau cuaca bagus, hasil panen juga bagus. Tapi sekarang sering tidak menentu, kadang hujan, kadang kering. Pupuk juga mahal, satu karung bisa Rp150 ribu sampai Rp200 ribu," ujar Bu Ati saat ditemui di sawah miliknya.

Ia menambahkan bahwa petani sangat berharap adanya pengembangan dan distribusi pupuk organik yang lebih efisien dan ramah lingkungan dibanding pupuk kimia. Selain itu, ketersediaan bibit unggul juga dianggap sangat penting untuk mendongkrak kualitas hasil panen.

"Kami ingin pupuk organik yang lebih murah dan aman. Bibit juga harus bagus, biar hasil panen bisa dijual dengan harga layak," tambahnya.

Persoalan lain yang dihadapi para petani di Kampung Baena Huma adalah tidak tersedianya sistem irigasi. Hingga kini, petani masih mengandalkan curah hujan sebagai sumber utama pengairan sawah. Kondisi ini diperparah dengan menyusutnya lahan pertanian akibat alih fungsi menjadi pemukiman.

"Belum ada irigasi di sini. Kalau tidak hujan, kami tidak bisa tanam. Lahan juga makin sempit karena jadi rumah-rumah," keluh Bu Ati.

Dila (20), mahasiswi Ilmu Pemerintahan dari STISIP Banten Raya sekaligus warga setempat, menyoroti bahwa petani seringkali hanya menjadi objek dalam program modernisasi pertanian, tanpa benar-benar dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

"Petani sering dipakai sebagai simbol pentingnya ketahanan pangan, tapi suara mereka sering tidak didengar dalam kebijakan. Banyak kebijakan lebih mengutamakan ekonomi makro, bukan kesejahteraan petani kecil," kata Dila.

Ia berharap pemerintah daerah dan pusat lebih serius melibatkan petani secara langsung dalam perumusan kebijakan pertanian, agar kebijakan benar-benar menyentuh kebutuhan riil di lapangan.

Kondisi yang dihadapi petani Kampung Baena Huma menggambarkan tantangan yang masih besar dalam pembangunan sektor pertanian di daerah. Tanpa dukungan nyata dari pemerintah dan sistem yang adil, keberlanjutan pertanian lokal bisa semakin terancam. (Fariz)