Chef Nofri, Dari Kepala Dapur ke Raja Roti: Perjalanan Inspiratif Pengusaha Roti dari Pekanbaru
Pekanbaru, Banten Medsos – Di balik aroma roti manis yang kini kerap tercium dari Gang Cemara, Jl. Suka Karya, Perumahan Permata Kualu Indah, tersimpan kisah perjuangan luar biasa dari seorang pria bernama Nofriandi (43), yang akrab disapa Chef Nofri. Ia adalah pengusaha roti rumahan asal Pekanbaru yang membangun usahanya dari nol bersama sang istri dan ketiga anaknya: dua perempuan dan satu laki-laki.
Perjalanan bisnis Chef Nofri dimulai tahun 2017, ketika ia masih bekerja sebagai kepala dapur di salah satu perusahaan besar di bawah naungan Sinar Mas Group. Selama 11 tahun ia mengurusi operasional dapur, dari belanja bahan baku hingga membuat laporan bulanan dan memenuhi target omzet. Namun, gaji yang tak kunjung naik membuatnya mengambil keputusan besar.
“Kerja keras saya tidak sebanding dengan apa yang saya dapatkan. Saat pengunduran diri saya ditolak dan hanya dijanjikan bonus, saya tetap putuskan berhenti,” kata Chef Nofri kepada Banten Medsos.
Hanya tiga hari setelah keluar dari pekerjaannya, Chef Nofri langsung memulai usaha roti dari rumah. Berbekal pengalaman dalam bidang bakery, ia memproduksi 60 bungkus roti manis di hari pertama—30 bungkus dibagikan ke tetangga, sisanya dijual ke sekolah sekitar. Namun, penjualan awal tidak menggembirakan.
“Hari pertama hanya laku 15 bungkus. Sisanya kami makan sendiri. Hari-hari berikutnya pun sama, tapi saya tidak menyerah,” kenangnya.
Titik balik terjadi di hari kedelapan. Seorang tetangga yang menerima roti gratis datang kembali dan memuji kualitas rotinya, bahkan langsung menawarkan diri menjadi reseller. Roti buatan Chef Nofri mulai dikenal luas, terutama di lingkungan perkantoran tempat sang tetangga bekerja.
Tak butuh waktu lama, dalam tiga bulan usaha rumahan ini sudah memiliki enam reseller aktif, dan produksi harian meningkat hingga 300–400 bungkus. Karyawan pun mulai direkrut, dari satu hingga tujuh orang. Usaha roti Chef Nofri berkembang pesat.
Namun pada 2020, pandemi COVID-19 memukul balik. Tiga gerai yang telah dibuka harus ditutup, dan seluruh karyawan terpaksa dipulangkan.
“Selama pandemi, kami hanya mengandalkan pesanan lewat HP Android. Produksi hanya dilakukan saat ada pesanan masuk. Hampir dua tahun usaha berjalan diam-diam,” jelasnya.
Baru pada 2022, setelah kondisi dinyatakan aman, usaha roti ini kembali dijalankan secara terbuka. Hingga kini, produksi tetap berjalan dan permintaan pelanggan terus berdatangan.
Chef Nofri membuktikan bahwa usaha rumahan, bila dijalani dengan tekad, kesabaran, dan semangat pantang menyerah, mampu menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Ia adalah simbol ketangguhan UMKM lokal yang bertahan melewati krisis. (Fad)
No comments