Breaking News

Pidato Prabowo Tidak Menyentuh Akar Masalah Aksi MassaOleh: Ubay Haki

Pidato Prabowo yang menyinggung soal dampak aksi massa semestinya menjadi momen refleksi atas kegelisahan rakyat. Sayangnya, alih-alih mengupas akar persoalan, pidato tersebut justru terkesan mengaburkan konteks dan memusatkan perhatian pada akibat semata. Ini bukan hanya keliru secara komunikasi politik, tapi juga menunjukkan kegagalan memahami sumber keresahan publik.
Aksi massa yang marak belakangan ini tidak muncul dari ruang hampa. Ia lahir dari rasa frustrasi yang dalam terhadap kondisi negara yang dianggap makin jauh dari prinsip keadilan. Praktik korupsi yang merajalela, kenaikan pajak yang membebani masyarakat kecil, serta penegakan hukum yang tebang pilih—semua itu adalah pemicu utama ledakan emosi di jalanan. Ketika pemerintah gagal menyentuh hal-hal mendasar ini, maka wajar jika rakyat merasa suaranya tidak didengar.
Lebih ironis lagi, jika negara hanya fokus pada meredam protes dengan dalih menjaga ketertiban, tanpa pernah menyentuh penyebab yang melatarbelakanginya, maka itu bukan penyelesaian, melainkan penundaan krisis yang lebih besar. Penindakan terhadap pelaku kerusuhan memang diperlukan, tetapi tidak boleh menjadi dalih untuk menutup telinga terhadap kritik. Keadilan tidak bisa dibangun hanya dengan tangan besi, tapi harus berakar pada kemauan untuk mengoreksi diri.
Sudah saatnya pemerintah berhenti melihat aksi massa sebagai gangguan, dan mulai melihatnya sebagai peringatan. Jika keresahan publik terus diabaikan, maka yang runtuh bukan hanya tatanan, tapi juga legitimasi kekuasaan itu sendiri.(*)

No comments